Nama ku Tengku Aiddy Shafritzmann Al-Juffry dan aku tiada kena mengena dengan Tengku Seindah Gunong. Aku anak Melayu tetapi membesar di
Kini aku pulang ke tanah Mersing untuk mencari pemilik buat Villa Abadi, tinggalan wasiat umi.
‘Villa ini dari kekasihku buat ku. Pabila kau bertemu kekasih yang pasti, serahkan padanya sebagai lambang cintamu.’
Aku tak pernah mengharapkan cinta ku di sini tapi ternyata gadis melayu itu sungguh memikat. Siapa bilang gadis melayu tak menawan hingga akhirnya aku tertawan.
Uncle Maa’ruf, kau tak perlu lagi menjaga Villa Abadi. Aku telah temui pemilik yang abadi.
Langit biru itu telah mempertemukan kami. Berkebaya batik santun melayan ku. Aku terpesona pada senyumannya. Perkenalan itu membawa kami memadu kasih di angkasa raya. Berterbangan ke
Namun, dia kembali berpijak di bumi kerna cinta yang lain. Berlalu sudah saat-saat indah di awanan. Berdendang mengalun suara mencari rezeki. Sedang aku pantang kepada golongan itu. Namun demi kasih, ku cayerkan ego bangsawanku.
I don’t care who you are,
Where you’re from,
What you did,
As long as you love me…
Walau kita terpisah benua, suara mu pasti menemani setiap langkah ku. Percayalah, aku akan pulang menyampaikan suara hati ku padamu di Villa Abadi nanti.
Uncle Maa’ruf, Villa Abadi ini hanya untuknya. Pastikan.
Mama, hari ini aku akan pulang ke
Namun tuhan sering kali mengkabulkan permintaan kecilku. Di perjalanan itu aku kehilangan segalanya bila mana kereta ku terhumban ke gaung yang sangat dalam. Memoriku, suara kekasihku … aku tak dapat mengingatnya lagi. Pastilah aku ketentuanNya, aku dan dia tidak ditakdirkan bersama.
Demi masa aku mencari-cari tafsir mimpi di celah-celah memoriku yang telah hilang. Cinta ini sememangnya enggan mengalah. Namun bila ku temuinya, dia bukan lagi milikku. Kasih berubah setelah aku menghilang tanpa berita, lalu dia memilih yang lain. Cintanya padaku terkubur seperti matinya aku di firasatnya.
Demi kasih, ku ingin kau kembali. Pasti nanti erti kasih yang ku mimpi mengucapkan segala maksud hati yang tersimpan. Oh, kekasih…maafkan lah, berikan ku kesempatan sekali lagi. Tapi apa mungkin aku merampas kebahagiaan yang telah kau bina tanpa ku. Biar saja aku terus mati di hati mu kerna aku tidak tegar menyatakan kebenaran.
Uncle Maa’ruf, ku serahkan kembali Villa Abadi ke jagaan mu. Aku belum bisa mencari pemiliknya. Sumpahan apakah ini, di Villa Abadi tak pernah menyatu.
Walau kau bukan lagi milikku, suara mu sering mengikut ke mana saja arah angin ku berlari. Dari kejauhan ku selalu mengintai kebahagiaan mu di sebalik jendela Youtube (wakaka…serius la, tulis novel cinta nih). Walaupun kadang-kadang aku tersesat ke halaman Youtube Ara tapi hati ini masih kuat memilihmu. Ku merindui suara kekasihmu meskipun tiada sorang pun yang tahu.
Kisah cinta berakhir dengan penuh harapan.
Amacam mininovella aku…huhuhu. Minta nyawa…minta nyawa.

No comments:
Post a Comment